Pagi itu, tanggal 26 Maret 2005. Ketika aku berpamitan karena diajak Sonia untuk menonton konser, suamiku begitu senang. Malah sehari sebelumnya, beliau sempat mengantarku membeli roti sandwich, katanya supaya aku jangan kelaparan.
Sebentuk Terima Kasih di Tengah Duka
Tak ada manusia yang luput dari dosa dan kekhilafan. Jika almarhum suamiku, Philippe Ripert, semasa hidupnya pernah membuat hati kalian terluka, dengan segala kerendahan hati kami mohon dibukakan pintu maaf.
Upaya Menginternasionalkan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sejatinya memiliki potensi untuk diakui secara resmi sebagai bahasa internasional. Melebihi bahasa induknya, yaitu bahasa Melayu, bahasa Indonesia telah menjadi bahasa dengan penutur terbanyak di Asia Tenggara dan persebarannya mencakup 47 negara. Pun, tidak kurang dari 428 lembaga di seluruh dunia mengadakan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Namun, kabar kurang sedap …
Beribu Terima Kasih untuk Pendukung Novel Whispers of Fate
Di lomba novel internasional, Whispers of Fate: Don’t Go Where I Can’t Be, karyaku yang berbahasa Inggris, finis di urutan ke-13. Terima kasih, Teman-teman!
Bakar Kapalmu! Saran Ekstrem dari Seorang CEO
Baru-baru ini, aku membaca buku yang menarik. Judulnya Burn the Boats: Toss Plan B Overboard and Unleash Your Full Potential, terbitan tahun 2023. Sesuai judulnya, bakar kapalmu, isinya sungguh berani dan provokatif!
Mengenang Paulette Ripert
Lahir 8 November 1928, Paulette Jeanne Félicie Ripert secara garis keluarga adalah kakak perempuan dari mertua lelakiku, Antoine Ripert. Wanita berhati mulia ini merupakan ibu baptis dari suamiku, Philippe Ripert. Seperti suamiku, aku juga memanggil Paulette Ripert sebagai Marraine.