Entah dari mana kutulis cerita ini. Apakah harus kuawali, lagi-lagi, dari sebuah SMS dari (sebut saja) adjoint propriétaire? Nama ini baru kuberikan sehari sebelum pertemuan. Mengingat si cantik yang baik hati inilah yang menjadi pelopor, sekaligus koordinator, dan seksi repot, demi bisa berkenalan dengan si Villa Cantik Bernomor Urut 5.
rumah
Tamu Istimewa 17 Januari 2021
Seluruh dunia saat ini sedang dilanda pandemi. Hampir semua aktivitas mengalami anomali. Begitu juga acara-acara tatap muka. Frekuensi kegiatan itu berkurang drastis dan menjadi sesuatu yang sangat tidak dianjurkan.
Salju Pertama dan Bunga Tulip di Vila Cantik
Pada hari keempat Januari 2021, tepatnya pukul sepuluh pagi, aku disambut salju pertama di vila cantik bernomor urut lima.
Di Vila Cantik, Setelah Telat Dua Bulan
Tanggal 17 Desember 2020, akhirnya resmi sudah aku menempati si Vila Cantik bernomor urut 5. Dengan segala kekurangan di sana-sini yang belum selesai.
Pindah dari Istana Jelita ke Rumah Jelata – Part VI: Si Cantik Nomor 5
Barangkali aku kualat karena sudah memberi rumah baruku yang masih bersolek julukan “rumah petak”. Akibatnya, aku benar-benar merasakan bagaimana tinggal di kamar (hotel) yang cuma sepetak di masa transisi ini. Di sini tembok, di sana tembok, diapit sepotong kasur dengan pemandangan sebuah televisi. Dan itu harus kualami sampai hari ini. Artinya, sudah sekitar dua bulan aku tinggal di hotel sepetak.
Pindah dari Istana Jelita ke Rumah Jelata – Part V
Terus terang, pindah rumah adalah sesuatu yang asing bagiku. Biasanya, aku hanya rajin memindahkan koper. Berdasarkan pengalaman pribadi, isi koper pun berkurang drastis begitu aku mulai membuka kuncinya. Sehingga beban terberatku hanya mengangkatnya.