Utak-atik Tahun 2022: Bulat, Genap, dan Mengandung Angka Prima

Sebentar lagi, kita akan mengucapkan selamat tinggal kepada tahun 2021. Setiap peristiwa, apakah itu pahit, manis, atau berkesan, akan kita kenang. Setiap rasa, apakah itu sedih, susah, haru, senang, akan kita catat sebagai bagian dari perjalanan di muka bumi.

Dalam kalender Gregorian, tahun 2022 merupakan tahun ke-22, milenium ketiga, abad ke-21, dan dimulai pada Hari Sabtu, tanggal 1 Januari. Mari kita bicara sedikit tentang tahun dan angka ini.

Aneka Tahun Baru pada Tahun 2022

Aneka Tahun Baru pada Tahun 2022

Dalam kalander-kalender peradaban, perhitungan tahun baru bunyinya beragam, demikian pula simbol dan angka-angkanya. Seturut itu, tahun 2022 Masehi, memuat perhitungan tahun baru yang lain, seperti:

  • Tiongkok: Tahun Baru Lunar 4720 dengan simbol shio Harimau Air, akan dimulai hari Selasa, 1 Februari 2022.
  • Hindu: Tahun Baru Saka 1544 atau hari suci Nyepi dirayakan Kamis, 3 Maret 2022.
  • Buddha*: Waisak 2566 BE (Buddha Era) atau Hari Raya Waisak, jatuh pada hari Senin, 16 Mei 2022.
  • Islam: Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 30 Juli 2022.

* Untuk menghormati ajaran Buddha sebagai salah satu agama tertua di dunia, sejak 1999, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mempertahankan Perayaan Waisak Internasional di purnama pertama bulan Mei. Kita tahu, selama lebih dari 2.500 tahun, petunjuk Sang Buddha terus berkontribusi terhadap spiritualitas umat manusia.

Tahun 2022 versi Hari Julian

Tahun 2022 versi Hari Julian

Berdasarkan Hari Julian yang dihitung sejak 1 Januari 4713 SM, tahun ini akan mencapai durasi 2.459.580,5 hingga 2.459.945,5 hari. Dengan asumsi, satu tahun bernilai 365,25 hari. Wow, banyak juga, ya! Namun, angka-angka itu tidak seberapa bila dibandingkan dengan umur bumi kita yang sudah mencapai 4,543 miliar tahun.

Oh ya, Hari Julian adalah hitungan hari yang terus-menerus sejak permulaan Periode Julian. Konseptornya Joseph Juste Scaliger, seorang cendekiawan Prancis. Hari Julian digunakan masyarakat Eropa abad pertengahan untuk perhitungan astronomi.

Perumusan Hari Julian berbeda dengan penggunaan kalender Romawi yang dicanangkan Jenderal Julius Cesar pada tahun 46 SM. Seperti kita tahu, reformasi kalender Julius Cesar sebelum beliau terbunuh telah menjadi cikal bakal kalender Masehi sekarang.

Hanya, Joseph Juste Scaliger menamai kronologi dari perumusan kalender ciptaannya dengan nama ayahnya, Jules Cesar Scaliger, yang kebetulan memiliki nama mirip dengan sang diktator Romawi itu.

Dalam catatan antariksa, diperkirakan pada tahun 2022, Planet Bumi akan dilewati fragmen komet 73P, Schwassmann-Wachmann, yang memiliki periodik orbit sekitar 5,3 tahun dan melintas lebih dekat ke bumi, yaitu setiap 16 tahunan.

Memaknai Tahun 2022

Memaknai Tahun 2022

Setiap tahun, PBB memiliki kalender sendiri dalam menyatukan bangsa-bangsa. Bila tahun 2021 dinyatakan sebagai tahun buah dan sayuran, maka Tahun 2022 dideklarasikan sebagai Tahun Perikanan dan Akuakultur Internasional. Sedangkan khusus tanggal 18 Mei 2022, dinyatakan sebagai Tahun Kaca Internasional.

Masing-masing tahun juga memiliki kharisma tersendiri. Dalam tafsiran numerologi, tahun 2022 ini berjumlah 6. Angka tersebut didapat dari penjumlahan 2 + 0 + 2 + 2 = 6.

Apabila kita jabarkan, enam adalah bilangan komposit terkecil yang sangat istimewa, yang juga mewakili angka terkecil dengan pembagian terbanyak. Ini biasa disebut nomor all-Harshad atau all-Niven.

Angka 6 bisa dibagi 1, 2, 3, dan 6.

Bangsa Sumeria mengadopsi angka 6 dalam perhitungan astronomi mereka, dan membagi satu hari menjadi 24 jam. Pagi, siang, sore, malam, masing-masing berjarak 6 jam.

Jenis pembagian itu menjadi cikal-bakal lahirnya perhitungan kalender waktu 1 jam sama dengan 60 menit, sebagaimana yang kita kenal sekarang.

Karena 2022 memiliki unsur angka enam, maka ia habis dibagi oleh angka 1, 2, 3, dan 6. Selain itu, angka 2022 juga habis dibagi 337, 674, 1011, dan 2022. Artinya, angka ini memiliki 8 pembagi.

Meskipun angka 2022 itu bernilai genap, ia bukan tahun kabisat. Sebab, angka 2022 tidak habis dibagi 4. Mengenai tahun kabisat, kita sudah mengenalnya sejak kalender Julian. Setiap 4 tahun, bulan Februari akan berjumlah 29 hari.

Namun lama kelamaan, Hari Paskah makin maju. Karena hal itu, pada 15 Oktober 1582, Paus Gregorius XIII mengoreksi pemakaiannya. Dengan demikian, hari itu maju menjadi tanggal 4 Oktober. Kalender Gregorian inilah yang kita pakai hingga sekarang.

Pada koreksi terhadap kalender Julian, Paus Gregorius XIII juga menyatakan bahwa tahun kabisat, selain habis dibagi 4, pada tahun yang berakhir dengan kelipatan 100, tahun itu  juga harus bisa habis dibagi 400. Jadi, meskipun tahun 1700, 1800, 1900 atau nanti 2100, habis dibagi 4, tahun-tahun tersebut bukan tahun kabisat. Tetapi tahun 2400, meskipun kita tidak mengalaminya, adalah tahun kabisat, karena ia habis dibagi 4 dan 400.

Angka 2022 memang bukan bilangan prima, tetapi ia memperlihatkan 3 angka bilangan prima terkecil, yaitu angka 2.

Keunikan lainnya adalah, seluruh angka dalam deretan 2022 merupakan bilangan genap. Angka-angka ini bulat serta positif dan menjadi bagian dari himpunan bilangan rasional.

Semoga kombinasi angka yang terdiri dari bilangan prima, bulat, dan genap membawa kita semua pada tahun yang lebih baik dari 2021. Semoga badan kita senantiasa prima, tekad kita menjadi bulat, dan rencana-rencana positif kita tergenapi pada tahun 2022.

Semua juga pasti setuju kalau 2022 disebut angka cantik. Apalagi bila ditulis dalam angka Romawi: MMXXII. Simetris dan cantik sekali, bukan?

Jadi, tidak ada alasan untuk ragu atau pesimistis dengan tahun 2022. Mari sambut tahun baru ini dengan sukacita. Selamat Tahun Baru bagi bumi dan seluruh penghuninya. Selamat datang, 2022!

Referensi

Yuk, bagikan tulisan ini di...

Leave a Comment