Sejak kecil, sepeda adalah hadiah impian setiap orang tua untuk permata hatinya.
Ketika kita baru saja bisa berjalan, ketika kaki kecil kita pun belum sampai pada pedal, kebanyakan dari kita sudah didudukan di atas sepeda.
Karena kemampuan menggenjot menandakan otak motorik anak bekerja. Dan membuat orang tua kita bangga, ada sesuatu yang bisa dipamerkan untuk menunjukkan hasil cinta mereka.
ISI ARTIKEL
Sejarah Pesepeda
Seperti kita ketahui, Prancis adalah negara kreatif. Sesuatu yang sederhana seperti mengayuh sepeda, di tangan mereka, bisa berubah menjadi ajang perhelatan berkelas dunia.
Sejak tahun 1903, tur Prancis sudah dimulai. Hanya terhenti pada perang dunia I dan II. Pada awal-awal penyelenggaraannya, para pesepeda belum memiliki fasilitas memadai seperti sekarang. Konon, mereka harus memanggul ban dan pompa, serta mereparasi atau mengganti sendiri bila ada ban yang kempes atau pecah. Atau katakanlah ada kerusakan tak terduga sepanjang perlombaan, semua harus mereka tangani sendiri di tengah perjalanan.
Itu dulu. Dulu sekali.
Tour de France Hari Ini
Nah, mari kita lihat betapa nyaman pesepeda masa kini. Mereka bernaung di bawah sponsor, memiliki tim kerja profesional, sepeda yang dipakai pun mutakhir, selalu dari teknologi mekanik yang terakhir.
Bila ada ketidaknyamanan, mereka tidak perlu bersusah payah menukar ban. Cukup mengacungkan tangan, sepeda lama ditinggal dan yang baru langsung turun dari atap mobil.
Meliput Tour de France seperti merangkum megabisnis global. Rute yang dilewati setiap tahun selalu bervariasi, tergantung bagaimana kota-kota yang kepincut bertransaksi.
Sepuluh tahun silam, di mana belum terjadi ketidakstabilan pasca-pemboman di Paris pada 2007, tur tersebut melewati Kota Arles. Rombongan itu melintas di daerah pemukiman kami, sehingga aku yang baru dua tahun tiba di Prancis berkesempatan menjadi saksi perhelatan acara tahunan itu.
Kenangan hari itu sejenak membias di pelupuk mataku. Prancis yang damai tenteram membawa seluruh warga berpesta di jalan raya. Peleton pesepeda memang hanya berkelebat sekejab. Namun, publikasi dan unsur-unsur lain yang terkait begitu menghebohkan dan meriah.
Mobil-mobil pengiring membuka jalan, polisi pun berjaga-jaga, memberi aba-aba pada kerumunan massa, supaya tidak terlalu maju ke tengah. Jalan-jalan disterilkan, tiga helikopter tak berhenti berputar di udara. Mereka mengudara sangat rendah, tetapi hati kami bergembira menyambut kebisingan yang tidak biasa ini.
Yang paling dinanti publik adalah pembagi cenderamata dari sponsor. Mereka melempar berbagai suvenir secara cuma-cuma.
Tentu saja, di balik kemeriahan tersebut, kota-kota yang berminat disorot harus merogoh kocek yang tidak sedikit.
Butuh Persiapan Luar Biasa
Aktivitas Tour de France dimulai awal bulan Juli. Saat itu, mata penggemar bersepeda diharapkan betah berlama-lama di layar kaca. Setiap etape menyuguhkan cerita. Keunikan setiap tempat yang mereka lintasi dikupas tuntas.
Dari udara, panoramanya demikian indah. Begitu sejuk dan memanjakan mata. Ada kastil, puri, bukit, gunung, lereng, laut, dataran tinggi, dataran rendah, sungai-sungai, lembah nan hijau, air terjun, serta infrastruktur yang rapi.
Pemandangan tersebut beredar di seantero jagat dengan perantara internet dan televisi. Tujuannya, membuat calon pelancong tak ragu memastikan destinasi, datang berlibur ke kota itu.
Meskipun demikian, para pengguna lalu lintas harus cermat membaca situasi, karena tim pesepeda akan memborong semua jalan yang mereka lalui. Jalanan umum dan tol banyak diliburkan, supaya sang pembalap terhindar dari kemacetan.
Jadi, bila kebetulan berlibur ke Prancis sepanjang bulan Juli, kalian perlu berkonsultasi tentang rute-rute perjalanan yang mungkin dipakai para pesepeda ini. Oh ya, Tour de France tahun ini akan berlangsung dari 1-23 Juli 2017.
Upah Pegal
Hadiah yang diperebutkan para pembalap cukup bervariasi. Upah pegal diberikan setiap hari, untuk pemenang dalam berbagai katagori. Namun secara global, jumlah menggiurkan tersebut dibagi sebagai berikut:
Klasemen per tim, misalnya, mendapat hadiah 50.000 euro. Tahun lalu, dimenangkan oleh Tim Movistar. Sementara klasemen SUPER COMBATIF mendapat hadiah 25.000 Euro. Tahun 2016 diraih oleh Peter Sagan.
Pemenang Tour de France bisa dikenali dengan mencermati warna jersey yang mereka kenakan. Setiap warna memiliki nilai tertentu. Jersey Putih, bernilai 20.000 euro, diserahkan kepada pembalap muda yang mampu meraih nilai terbaik sebelum yang bersangkutan berusia 25 tahun. Tahun lalu, nilai itu diraih oleh Adam Yates dari United Kingdom. Saat itu, dia berusia 23 tahun.
Sebaliknya, raja tanjakan berhak memakai Jersey Polkadot Merah. Poinnya dihitung dari lereng yang berhasil ditaklukkan. Hadiah juara kategori ini bernilai 20.000 euro. Pada tahun 2016, dimenangkan oleh Rafal Majka dari Polandia.
Peraih Jersey hijau bernilai 25.000 euro, diperuntukkan bagi perorangan yang mampu mengumpulkan poin tertinggi pada etape sprint dari setiap tahapan. Lalu, hasil yang dicapai diberi poin. Catatan waktu terpendek inilah yang kemudian dijadikan acuan untuk menentukan siapa yang berhak memakainya. Tahun 2016 berhasil dipakai oleh Peter Sagan dari Slovakia. Dengan demikian, Peter Sagan sukses merampas dua kategori.
Dan yang paling heboh dari keseluruhan perlombaan adalah pemakai Jersey Kuning. Inilah puncak perlombaan dengan hadiah tahun ini mencapai 500.000 euro.
Hadiah ini diperuntukkan bagi individu yang berhasil mengumpulkan waktu terbaik dari keseluruhan etape, dan berhak menyandang nama Juara Umum.
Tahun 2016, melalui pengamanan superketat pasca berbagai penyerangan, setelah melewati 21 etape, hadiah tersebut direbut oleh Christopher Froome dari Britania Raya.
Jersey kuning menjadi lambang supremasi tertinggi. Atlet yang mengenakannya akan naik gengsi. Di buku perhelatan, namanya terpahat abadi. Ia menjadi simbol kejayaan dengkul nan hakiki.
Nah, bagaimana dengan kalian? Berminat meraih kejayaan dan kekayaan dengan bersepeda? Ataukah bersepeda hanya karena ingin sehat? Hemat? Atau alasan idealis untuk mengurangi polusi udara? Silakan. Semua ini pilihan masing-masing.