Bonsoir, mes amis. Dan kita begitu bahagia, karena telah sama-sama menciptakannya.
Bila ada orang yang paling beruntung karena memiliki teman-teman yang begitu baik, maka aku merasa masuk dalam kategori itu. Selasa, 25 Agustus kemarin, ada pesta di Le Clos De L’Isle. Gema itu sudah bergaung sebulan sebelumnya. Pemrakarsanya Dyah Clarissa.
Sejak itu, setiap hari di grup WA, bunyi pesan bersahut-sahutan nonstop. Yang diundang dan yang mengundangkan diri masing-masing membuat rencana, supaya pada hari H, semua terlaksana lebih indah dari yang terduga.
Lalu, kemanakah diriku, yang notabene sang tuan rumah? Kenapa aku bahkan tidak ikut menimbrung di grup? Aha! Ini pertanyaan yang menarik.
Alasan pertama, karena sudah ada panitia yang mengurus semuanya.
Alasan kedua, aku sibuk mengisi blog ini. Terus terang, untuk aktivitas menulis, aku selalu menggunakan ponsel. Bagiku, ponsel adalah media untuk bekerja. Sebisanya, aku tidak terguncang iman dengan melirik grup yang berpotensi menyebabkan tangan gatal, perasaan tidak tenang, dan nafsu mengebu-gebu seperti ingin berkomentar atau memperkeruh suasana. Maka dari itu, aku memilih tidak ikut campur.
Alasan ketiga, sebenarnya klise, bahwa akhir-akhir ini aku harus berkonsentrasi memilah-milah dan membereskan banyak barang. Sebab sebentar lagi, senang atau tidak, sedih atau gembira, merana atau bahagia, aku harus segera pindah dari tempat yang sudah kuurus selama 16 tahun ini. Yeeeeessssss, I do!
Sebenarnya, berita aku hendak pindah telah menjadi trending topic di antara kami. Semua teman ingin menyalurkan bantuan, minimal tenaga angkat-angkat dan inaugurasi tempat baru. Artinya, rumah yang belum selesai atapnya itu sudah masuk agenda kunjungan resmi mereka pada akhir tahun ini.
Doakan aku lebih betah di tempat yang baru, ya, Kawan-kawan. Meskipun suasana di sana pasti akan sangat berbeda, aku akan selalu bahagia, mengingat jalan panjang yang sudah kita tempuh dalam mempererat tali persahabatan ini. Pada akhirnya, harus kuakui, kita telah begitu dekatnya, lebih dari saudara.
Makanan Berlimpah, Kawan Tumpah Ruah
Aku sungguh terharu dengan kelompokan saudara-saudara seperantauanku ini. Persiapan mereka begitu matang. Harta apa pun mereka naikkan ke mobil. Dengan harapan, bila sewaktu-waktu dibutuhkan, sudah ada persediaan. Tidak perlu antre ke supermarket atau menunda kesenangan, apalagi menghabiskan euro tambahan. Ini bagiku adalah satu cinta nyata yang tak bisa ditukar dengan emas permata.
Kemarin, aku sampai tidak tega melihat Bu RT, Santi Silas, turun tangan menggoreng lumpia, karena Pak Katering keteteran.
Bahkan, Bu RT juga dengan baik menyuruh suaminya cuti demi melancarkan pertemuan ini. Bukan hanya itu, acara panggang sate dilakukan sendiri oleh Pak RT alias si ganteng Charlie.
Aku cepat-cepat mencomot dua tusuk dan perutku sangat berterima kasih menyantap sesuatu yang bercitarasa luar biasa. Entah karena satenya atau karena yang memanggang, pokoknya rasanya mantap… pake banget! Maknyus habis alias lekker tuntas!
Suguhan Pak dan Bu RT habisnya seperti topi pesulap. Tahu, bakwan, lumpia, dan sate lenyap begitu saja, lebih cepat dari kilat. Dan cendol nangka gula aren tinggal pancinya, hehehe….
Aku bukan sedang membocorkan rahasia kerakusan para undangan. Aku pun sebenarnya tak heran, bahwa dalam hal makanan, Pak Katering bule agak kalah saingan dengan prestasi teman-temanku ini.
Begitulah, pesta di tempat kami berlangsung sukses, bahagia, dan gegap gempita seperti biasa.
Di bawah pohon ara yang teduh, goyang punggung berirama dan nyanyian populer menyelinap merdu. Itulah selaksa rindu yang akan terus tumbuh di dalam kalbuku.
Sedang di meja makan, tersedia berbagai pilihan. Selain kenangan, kami semua mendapat bekal dan kesenangan.
Salam dan Syukurku
Saudara-saudaraku, kamilah yang seharusnya berterima kasih kepada kalian semua yang sudah begitu baik. Kalian datang tanpa membawa rasa khawatir, meninggalkan segala beban, bahkan menunda pekerjaan demi bisa berkumpul bersama kemarin.
Kalian bukan hanya hadir, tetapi ikut menciptakan cerita di rumah kami, serta memberi kami satu kenangan yang tak terlupakan.
Kepada kalian semua, aku berutang cinta, tenaga, dan persaudaraan. Semua itu mungkin takkan mampu kulunasi. Karena itu, aku berjanji untuk mengukir kebaikan kalian dalam hati, menatanya dengan rapi, serta menyulamnya dalam sanubari.
Yang pasti, kenanganku tentang perjalanan hidupku ini akan terus membuatku bangga, karena pernah menjadi bagian dari kalian semua.
Terima kasih untuk kalian yang telah mengatur dan menyempatkan diri hadir, hingga acara kemarin sukses terselenggara: Bu RT, Darling Dyah, Dik Susy, Jeng Esti, Jeng Nisha, Jeng Arum, Dik Rini, dan Tâta Elda. Tak lupa bersama sesajen dan buah tangannya yang berlimpah ruah, juga foto-foto dan videonya. Kami memohon maaf sekiranya ada sesuatu yang kurang berkenan.
Adapun yang karena satu dan lain hal berhalangan hadir, semoga kita bertemu kembali di kesempatan berikutnya: Bu Lanny, Mbak Jane, Mbak Tuty, Mba Ari, Ayu, Alda, Jeng Nina, Jeng Youvita, Putri, Tita, Rosmida, Indi, Tante Fee, dan Mas Eddy. Mari kita mengingat hanya sesuatu yang indah, agar berkah yang kita terima menjadi perhiasan di hati kita.
Akhir kata, kuucapkan selamat beristirahat dan sampai berjumpa lagi secepatnya, dalam kesempatan yang lebih baik.
Bonne soiree
On vous aime
Bises
View this post on Instagram
Akhirnya aku tiba tangan hampa pulang penuhi kulkas. Was a sunny day well’spent. I had a great moment.
Merci diundang and for sure a see you soon ❤️
Thanks Nisha.
Iya, cuaca begitu bagus, sungguh berkat yang luar biasa, bisa berkumpul bersama.
You are always welcome, say 🙂
Buruan yaaa selamatan rumah baru…