Sewaktu di tanah air dulu, aku pernah bergabung di sebuah perusahaan Hotel Management yang membawahi grup Hilton di Indonesia. Jadi, dunia penginapan sama sekali bukan hal yang asing bagiku. Dan sampai hari ini, bisnis ini tetap kugeluti.
Namun, tahukah kalian? Ada berbagai nama tempat menginap. Beda nama, beda pula fasilitasnya.
Pada Zaman Romawi, pasukan Kekaisaran yang berpatroli jarak jauh sering mengandalkan jasa penginapan untuk beristirahat. Gejolak ini melahirkan aktivitas ekonomi baru bagi penduduk setempat. Sehingga, menjamurlah tempat “turun rebah” yang menawarkan menu makanan dan jasa-jasa lainnya.
Akan tetapi, bila dilihat lebih ke belakang, bisnis penginapan sudah dirintis manusia jauh sebelum masa itu.
Dalam bahasa Prancis, “hostel” berarti tempat tinggal. Pada abad pertengahan di Eropa, hostel adalah bagian dari biara yang disediakan untuk menerima tamu dan peziarah. Tempat ini biasanya berada di area pedesaan yang terpencil, dan menjadi tempat transit bagi pelawat untuk melanjutkan perjalanannya.
Secara harfiah, hotel adalah kamar dengan tempat tidur yang memiliki fasilitas sanitasi memadai untuk bermalam. Tetapi dunia menginap juga diramaikan oleh hotel-hotel partikelir. Seperti penginapan sederhana yang hanya menyediakan bed and breakfast, vila yang bisa disewa, rumah pribadi yang berbagi tempat tinggal dengan jumlah tamu terbatas, pesanggrahan milik pemerintah, hingga resor-resor tematik yang membuat kantong tercekik.
Pada perkembangan berikutnya, dunia penginapan menjadi akomodasi berbayar yang semakin kompleks. Kaum pekerja yang sering berpindah menggunakan sarana ini untuk panggilan tugas atau memulihkan stamina.
Sementara itu, kaum pelancong menggunakan fasilitas ini untuk liburan. Hukum pasar pun berlaku. Ada permintaan, ada penawaran. Jadilah hotel yang biasa berlokasi di tempat-tempat strategis menjadi sarana bisnis terpadu.
Selaras tuntutan pasar, hotel pun terintegrasi dalam wahana transportasi laut atau udara. Sebuah akomodasi berjalan. Di sana, kebutuhan premier atau sekunder tersedia, tentu saja dengan biaya yang telah disepakati.
Fungsi penginapan bukan lagi tempat istirahat semata. Ia digadang-gadang sebagai properti komersial berbayar yang menawarkan berbagai pelayanan dalam satu lokasi. Ada restoran, tempat rekreasi, resepsi, pameran, ruang pertemuan, ruang rapat, sarana olahraga, pusat pembelanjaan, hiburan, rumah, kantor, parkir, dan berbagai layanan dengan pengelolaan yang profesional lainnya.
Entah apa lagi inovasi dunia penginapan ke depannya.