Masih terkait Hari Museum Internasional yang baru kita rayakan 18 Mei kemarin, mari kita bahas salah satu museum di Arles: Museum Antik Arles. Banyak nama lain dari museum ini, seperti Musée de l’Arles Antique, Museum Departemen Antik Arles (Musée Départemental Arles Antique), Museum Biru (Musée bleu), dan lain-lain.
Museum Antik Arles tak kalah keren dibanding Museum Sains di Paris. Yang sana keren karena pesona modernnya, yang sini keren lantaran pesona antiknya.
ISI ARTIKEL
Sejarah Museum Antik Arles
Kita kembali ke awal abad 17, saat penduduk Arles mulai sadar akan pentingnya pelestarian warisan budaya mereka. Termasuk barang-barang antik yang bernilai sejarah di kota itu. Pemerintah Kota (Pemkot) akhirnya mulai mewajibkan setiap penemuan arkeologi di wilayah Arles untuk disimpan sebagai koleksi kota.
Bukan hanya mengimbau, Pemkot Arles juga menyediakan aula balai kotanya sebagai tempat pameran koleksi benda-benda antik ini.
Kemudian, sejak abad 18, mulailah bermunculan museum-museum lain. Salah satunya, Les Alyscamps yang dikelola oleh Pastor kenamaan Étienne Dumont. Ada pula Museum Lapidaire di Gereja Sainte-Anne.
Hingga akhirnya, pada 1995, semua koleksi, baik yang peninggalan-peninggalan budaya pagan maupun kristiani, digabungkan di satu tempat. Ya, di Museum Antik Arles ini!
Ide pendirian Museum Antik Arles sendiri dicetuskan sejak tahun 1968. Waktu itu, kurator museum sekaligus sejarawan, Jean-Maurice Rouquette, mengembangkan proyek museum baru. Ambisinya menyatukan semua koleksi arkeologi Arles di satu tempat.
Maka selain tempatnya harus besar, juga harus kondusif untuk upaya-upaya konservasi.
Pilihan lokasi akhirnya jatuh ke situs bekas Cirque Arles, sebuah gedung pertunjukan yang luas di tepi Sungai Rhône, di pinggiran barat daya kota. Tempat ini dianggap strategis, karena tidak terlalu jauh dari pusat bersejarah, berada di sekitar sisa-sisa monumen kuno, dan luasnya pun memadai.
Untuk pembangunan gedungnya, arsitek Henri Ciriani yang menangani. Bangunannya dibuat segitiga, dengan mengusung konsep agar pengunjung bisa diajak untuk berkeliling museum sebagaimana layaknya berkeliling kota.
Ruang Pamer Museum Antik Arles
Dibangun berdasarkan denah segitiga, bangunan Museum Antik Arles terdiri dari tiga sayap:
- Sayap Koleksi Permanen. Ruang ini terdiri dari tujuh bagian: Arles sebelum kedatangan Romawi, masa Romawi, pelabuhan sungai-laut yang besar, kegiatan pertanian dan kerajinan, kehidupan sehari-hari, upacara pemakaman dan praktik dunia Romawi, kemudian Arles dan dunia Kristen.
- Sayap Budaya. Ruang ini terdiri dari perpustakaan, konservasi, layanan publik dan fasilitas penerimaan pengunjung. Representasinya dilambangkan dengan warna putih.
- Sayap Ilmiah. Ruang ini ditandai dengan warna merah yang identik dengan kekuatan hidup. Menyatukan departemen fotografi dan arkeologi, juga bengkel restorasi dan cagar alam.
Bila dilihat dari luar, fasad museum ditutupi dengan pelat enamel, bahan kaca yang bernuansa biru, warna yang melambangkan langit. Dari luar, warna ini mencolok sekali. Mungkin karena inilah, Museum Antik Arles dijuluki Museum Biru.
Koleksi Museum Antik Arles
Lantas, apa saja koleksi di sini? Banyak sekali, Teman-teman! Antara lain benda-benda arkeologi sejak masa:
- Prasejarah.
- Protosejarah. Tepatnya, periode antara berdirinya Kota Marseilles oleh pelaut Yunani di Asia Kecil, sekitar tahun 600 sebelum Masehi.
- Benda-benda terkait Kekaisaran Romawi yang mempengaruhi pendirian Kota Arles, pada tahun 46 Sebelum Masehi.
- Jatuhnya Kekaisaran Roma pada tahun 476.
- Abad keempat sampai keenam, dengan koleksi sarkofagus, di periode awal penyebaran Kristen.
- Dan masih banyak lagi.
Apa Menariknya Museum Antik Arles
Sebagai pendatang di Prancis, khususnya di Kota Arles, museum ini membantuku sekali dalam memahami sejarah dan budaya Arles. Apalagi nuansa artistiknya mengingatkanku akan LUMA Arles.
Dengan mengunjungi museum ini, aku seperti naik mesin waktu dan bertamasya ke masa lalu. Banyak pengetahuan yang kuserap, mulai dari budaya, sejarah, sampai alat-alat yang dipakai di masa lalu yang sebelumnya tidak pernah kuketahui.
Makanya, aku setuju dengan mereka yang mengatakan bahwa meramaikan museum sama saja dengan memelihara budaya tertentu di dalam otak kita. Sedikit atau banyak, kita turut andil dalam pelestarian budaya adiluhung yang pernah berlaku dalam suatu masyarakat.
Meskipun terlambat, aku tetap ingin mengucapkan: Selamat Hari Museum Dunia, Teman-teman. Ayo, ramaikan museum!
Referensi
- “Musée Départemental Arles Antique”. Situs web resmi Museum Antik Arles, diakses 18 Mei 2022.
- “Musée de l’Arles antique”. Wikipedia Prancis. Diakses 18 Mei 2022.