Di Indonesia, hal-hal berbau klenik masih menyedot banyak penggemar. Aku tidak termasuk. Meskipun lahir bukan di kota besar, sejak kecil aku tidak terlalu percaya hal-hal semacam ini. Aku sering mempertanyakan klenik dan hantu.
Memang, soal kebatinan adalah hak pribadi masing-masing orang. Namun, yang jadi masalah menurutku adalah ketika klenik itu menjadi ajang pembodohan. Misalnya, kepercayaan terhadap babi ngepet.
Atau, saat itu membatasi kemajuan dan merugikan diri sendiri. Contohnya, kita jadi takut pergi ke suatu tempat hanya karena lokasinya dipercaya angker. Atau, umpamanya lagi, jasa pengobatan di mana dukun menyuruh pasiennya bertapa ke kuburan. Itu jelas menyesatkan, alih-alih menyembuhkan.
Nah, apakah kita akan diam saja melihat fenomena seperti ini? Sebagian orang memutuskan untuk bertindak!
ISI ARTIKEL
Mempertanyakan Klenik: YouTubers Pembela Akal Sehat
Aku prihatin membaca perseteruan antara Pesulap Merah (Marcel Radhival) vs Gus Samsudin (pemilik pondok pesantren aliran Al Hikmah). Pesulap Merah memiliki akun YouTube yang isinya membongkar trik-trik perdukunan. Ia geram karena trik dan alat sulap yang dimaksudkan untuk hiburan malah dipakai para dukun untuk mengelabui klien atau pasiennya.
Perseterusan merembet ke mana-mana. Ada yang membela Pesulap Merah, ada pula yang mendukung Gus Udin. Bahkan, kemudian muncul kelompok ketiga yang memusuhi keduanya. Mengatasnamakan Persatuan Dukun Indonesia, mereka mengaku dirugikan oleh konten-konten Pesulap Merah sekaligus kelakuan-kelakuan Gus Udin.
Dari heboh-heboh ini, masyarakat Indonesia mulai menggunakan akal sehatnya dalam menilai budaya klenik. Bahkan, apa yang dilakukan oleh Marcel menginspirasi sejumlah pemuda untuk membuat konten pencerahan serupa.
Misalnya, Pace Komputer, Youtuber asal Papua. Pemuda 25 tahun berlatar IT ini awalnya membuat video-video tentang komputer, peretasan, dan sejenisnya. Namun kemudian, ia tergerak buat membongkar kejanggalan video penampakan hantu di berbagai kanal horor.
Menurutnya, ada yang tidak sehat di sini. Para Youtuber itu meraup cuan dengan cara menakut-nakuti dan membodoh-bodohi warganet. Sungguh, Pace tidak rela.
Ada lagi YouTuber Ruang Tamu Malam (RTM) yang visinya serupa. RTM banyak membongkar mitos di tempat-tempat yang dilabeli angker. Mereka sengaja melakukan pantangan-pantangan saat mendatangi lokasi-lokasi itu, karena berharap hantunya muncul. Namun, tetap nihil. Tidak ada apa-apa di sana.
Selama melakukan uji nyali di lebih dari 50 tempat angker, tidak sekalipun mereka melihat penampakan hantu yang signifikan.
Pemuda pemberani lainnya adalah Nazliza, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Waktu masih berstatus mahasiswa, ia dan tiga temannya pernah meneliti mitos kecelakaan di tikungan Seunapet, Aceh, yang bernuansa mistis karena pernah ada pengantin bunuh diri di sana.
Setelah diteliti, penyebab seringnya kecelakaan di daerah itu ternyata “hanya” karena faktor kondisi jalan. Selain itu, dari data kecelakaan yang terjadi kebanyakan pada malam hari sampai subuh, mereka berkesimpulan bahwa itu memang jam-jam pengendara mengantuk.
Mempertanyakan Klenik: Benarkah Hantu Ada?
Sebagai penikmat sejarah, aku tentu menikmati cerita-cerita mitologi, urban legend, dan sebagainya. Namun, bukan kompetensiku untuk menjawab apakah hantu itu ada.
Atau, sebagai jawaban diplomatis, mungkin hantu itu ada.
Namun lantaran berbeda alam dan materi, kita tidak bisa melihat makhluk halus itu. Terbukti, rata-rata orang yang mengetahui hantu bukan dari mata kepalanya sendiri. Kebanyakan berdasarkan katanya-katanya.
Kalaupun ada yang menyaksikan sendiri sesosok hantu, dapat dipastikan tidak ada buktinya. Hanya bicara, tanpa foto atau video yang autentik. Jadi, bisa saja ia membual atau berhalusinasi belaka.
Di sisi lain, tidak ada jejak statistik yang menyatakan bahwa manusia pernah dicelakai atau dibunuh oleh hantu.
Nah, karena kita tidak bisa melihat hantu dan hantu tidak bisa melakukan apa-apa terhadap kita, mengapa kita repot-repot memperdebatkan sosok hantu? Apalagi sampai percaya bahwa ada orang yang dapat memanfaatkan jin atau bersahabat dengan hantu. Wah, kalau itu benar, sungguh Indonesia sangat beruntung.
- Andai orang Indonesia akrab dan bersahabat dengan hantu, mengapa pasukan hantu diam saja saat pasukan Mongol menginvasi Jawa?
- Andai hantu-hantu Indonesia itu sakti (seperti yang kita lihat di film-film), mengapa mereka sering membuat penduduk lokal kesurupan, tetapi tidak pernah merasuki para penjajah? Lumayan, bukan, kalau para kolonial sering kerasukan? Mereka pasti tidak kerasan di Indonesia. Akibatnya, kita takkan dijajah sampai 3,5 abad!
- Andai Nyi Roro Kidul memang penguasa Laut Selatan, mengapa mereka diam saja saat Angkatan Laut kolonial mengarungi teritorial mereka?
- Andai genderuwo, kuntilanak, dan kawan-kawannya adalah penghuni hutan yang membuat rakyat ciut nyali, mengapa mereka tidak pernah meneror para pembalak liar atau developer hitam yang suka membabat hutan untuk proyek-proyek properti?
Bisa menjawab? Tidak bisa? Sama! Makanya, daripada pusing memikirkan hantu dan klenik yang sulit dicerna akal, mari kita kembali ke sains dan sejarah saja.
Referensi
- “Klenik”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, diakses 23 Agustus 2022.
- “Hantu”, Wikipedia Indonesia, diakses 23 Agustus 2022.
- Stevani, Elma Gloria. 23 Agustus 2022. “Pesulap Merah Akhirnya Diperiksa Polisi atas Laporan Gus Samsudin, Marcel Radhival Bakal Dipidana?”, Tribun Jatim, diakses 23 Agustus 2022.