Biar kuceritakan kepadamu keistimewaan sebait mantra cinta. Dalam bahasa Prancis, mantra itu berbunyi, “Il/Elle m’aime, un peu, beaucoup, passionnément, à la folie, plus que tout, ou pas du tout.” Terjemahannya kurang-lebih begini, “Dia pria/wanita, mencintaiku, sedikit, banyak, penuh gairah, gila-gilaan, lebih dari apapun, atau tidak sama sekali.”
Mantra ini seharusnya milik kaum muda. Dan hanya sebuah permainan belaka. Akurat atau tidak, itu kembali pada si empunya cinta.
Siap dengan permainannya? Mari kita mulai! Caranya, petiklah serangkai bunga margarita. Lalu, rontokkan setiap helai dari kelopak bunganya. Sambil menggugurkan petal-petal lembut itu, bawalah figur kekasih hatimu dalam angan, dan bacalah mantra di atas. Boleh versi Prancis, boleh versi Indonesianya.
Konon, pada helai terakhir, itulah bukti perasaan sang kekasih kepadamu.
Bila di antara lima harapan baik, berbanding satu yang tidak diinginkan, kamu masih menemukan intensi terakhir. Itu namanya nasib. Silakan diulangi lagi, sampai hatimu terasa lega. Demikianlah bunga margarita menjadi populer sebagai peramal cinta.
Sekadar pengetahuan, permainan ini muncul pada masa Revolusi Industri di Prancis. Atau sekitar permulaan abad XIX. Di mana transportasi lokomotif uap mulai memengaruhi berbagai sektor, termasuk pertanian, ekonomi, hukum, politik, masyarakat, dan lingkungan.
Salah satu motivasi dari Revolusi Industri adalah kaum belia memiliki kesempatan merantau, karena urusan kerja. Konsekuensinya, jodoh tidak lagi diatur oleh orang tua.
Muda, bergairah dan memiliki penghasilan, sepasang kekasih yang kasmaran berhak menentukan sendiri acara pernikahan. Lahirlah hukum baru bagi peradaban.
Namun, revolusi cinta juga melahirkan masalah. Apa yang dipersatukan Tuhan mulai dibantah manusia. Efeknya, dalam bidang hukum, lembaga perceraian pun tercipta.
Begitulah cerita bunga margarita dan Revolusi Industri, merevisi mental umat manusia hingga sekarang.
Tulisan ringan ini kubuat demi mengobati rasa rindu, bagi liburanku yang tertunda. Semoga menambah wawasan dan menjadi bacaan alternatif yang menyejukkan hati.
Mau coba ah, nasib cintaku di petal bunga terakhir
Coba aja, Nis
SIsca doakan semoga petal terakhirnya, plus que tout 🙂