Setelah penantian hampir sedasawarsa, ikon Kota Arles ini akhirnya dibuka untuk publik. La Tour LUMA Arles. Menara yang mirip remasan kertas aluminum itu tampak futuristik. Namun di saat yang sama, juga mengingatkan kita akan menara raksasa dalam komik filosofis La Tour karya komikus Belgia François Schuiten dan Benoît Peeters.
Aku beruntung diundang secara resmi untuk mengunjunginya pada 19 Juni 2021. Hanya, karena diwanti-wanti untuk tidak menyebarkan foto atau video sebelum peluncuran resminya, aku menahan diri. Padahal, berbagai informasi menarik sudah meletup-letup di kepalaku.
Sejarah Singkat LUMA Arles
Bicara brand LUMA Arles, kita harus bicara juga Yayasan LUMA (La Fondation LUMA) dari Zurich, Swiss. Organisasi nirlaba ini didirikan pada 2004 oleh Maja Hoffmann, seorang filantrop yang sekaligus seniman, produser, dan pebisnis. Nama “LuMa” pun sebenarnya berasal dari akronim kedua anaknya, yaitu Lucas dan Marina.
Tujuan LUMA Foundation adalah untuk mendukung penciptaan seni visual, fotografi, penerbitan, film dokumenter, dan multimedia. Selain itu, Yayasan LUMA juga menaruh perhatian besar terhadap isu lingkungan, Hak Asasi Manusia (HAM), pendidikan, serta budaya.
LUMA kemudian “membuka cabang” di Prancis, khususnya di kota budaya Arles, pada tahun 2013. Yayasan ini membuka sekolah tempat para seniman, kurator, ilmuwan, dan inovator berbagai disiplin ilmu berkolaborasi. Namun jangan khawatir, sekadar penikmat seperti aku pun mendapat tempat melalui ruang-ruang pamerannya yang indah dan bikin betah.
Pusat kegiatan dan kampus LUMA Arles terletak di Le Parc des Ateliers (arti harfiahnya Taman Bengkel-bengkel), sebuah situs yang awalnya milik perusahaan Paris-Lyon-Méditerannée (PLM), di mana pada tahun 1938 berganti nama menjadi SNCF.
Sekarang, kepemilikan tanah seluas 11 hektare ini jatuh ke tangan LUMA cabang Prancis, atau lebih praktis kita sebut LUMA Arles saja.
Renovasi Bangunan-bangunan LUMA Arles
Sejak didirikan, LUMA Arles telah mensponsori dan mempresentasikan karya lebih dari 100 seniman, pemikir, dan inovator dari berbagai penjuru Arles. Akan tetapi, demi mengoptimalkan fungsinya sebagai ajang berkumpulnya para genius dan maestro, Yayasan LUMA merasa perlu merenovasi dan membangun lagi gedung-gedungnya secara berkala mulai 2014.
Sepanjang mata memandang, ada tujuh bangunan industri bersejarah di Le Parc des Ateliers:
- Grande Halle. Ruang pameran. Direnovasi pada 2007 atas prakarsa wilayah Provence-Alpes-Côte d’Azur. Karena sudah direnovasi, bangunan ini tidak ikut menjadi subjek renovasi lagi seperti gedung-gedung lainnya.
- Le Magasin Electronique. Situs ini dijadikan tempat baru untuk menciptakan jaringan kerja sama bagi pembelajaraan dan pengetahuan.
- La Mécanique Générale. Direnovasi oleh Selldorf Architects. Annabelle Selldorf mengubah ruang mekanika umum itu menjadi fleksibel dan modular untuk menyelenggarakan pameran dan pertunjukan.
- Les Forges. Bengkel tempa ini, setelah direnovasi oleh perusahaan arsitektur Selldorf, juga bertransformasi menjadi ruang pertemuan, pameran, konferensi, serta konser.
- La Formation. Tempat ini sekarang didedikasikan untuk residensi seniman dan tempat pertunjukan.
- Le Médico-Social. Akan bertranformasi menjadi Hotel du Parc yang berfungsi sebagai penginapan.
- La Tour. Inilah gedung baru dan ikon kawasan Le Parc des Atelier, sekaligus Kota Arles. Tingginya menjulang 56 meter.
Frank Gehry, arsitek yang mendesain La Tour LUMA Arles, sudah berusia 92 tahun. Beliau memutuskan pensiun setelah merancang proyek ambisius La Tour LUMA Arles ini.
Dalam karya pamungkasnya ini, sang arsitek memadukan tiga unsur: bentuk Amfiteater Arles, lanskap berbatuan masif Les Alpilles yang tidak teratur, dan lukisan Starry Night dari pelukis impresionis Vincent Van Gogh.
Unsur-unsur tersebut membuat bangunan 15.000 meter persegi yang dipercantik dengan potongan besi, baja, kaca, serta 11.000 blok besi metalik itu lebih terlihat unik berkarisma.
Tur Keliling LUMA Arles
Aku memang tidak menghadiri grand launching LUMA Arles tanggal 26 Juni 2021 ini. Tetapi kurang-lebih, aku sudah tahu luar-dalam Menara LUMA, melalui acara pre-launching tanggal 19 Juni 2021 pekan silam.
Tatkala masih menjejakkan kaki di Jalan Raya Victor Hugo saja, atmosfer seni kontemporer kawasan LUMA Arles sudah terasa. Rasa takjub ini sebenarnya sudah hadir sebelumnya, bahkan sejak kain terpal yang membungkus bangunan menjulang asimetris itu dilucuti.
Waktu itu, aku dipandu secara eksklusif oleh Bu Maria Finders (Chargee de la Prospective et du Developpement de la Fondation LUMA) dan ditemani Sylvie Aries (Conseil en Communication Publique – Ville d’Arles). Bersama dua orang tersohor ini, setiap penjelasan berubah menjadi pelajaran filosofi. Berkali-kali, aku dibuat merinding mendengar pemaparan konsep di balik bangunan ini.
Kemudian, aku berjalan sendiri di tengah-tengah taman yang menghampar empat hektare. Rasanya, seperti berjalan di kawasan entah-berentah. Taman ini banyak dihiasi karya, patung, dan instalasi. Walaupun masih berjejal kabel, sudah terbayang betapa cantiknya taman ini setelah sudah siap menyambut publik nanti.
Bahan Gedung LUMA Arles dari Laut
Melangkah lebih dekat, kita dapat mengamati warna kelabu mengilat yang berasal dari panel metalik. Sebagian panel itu difungsikan sebagai pembangkit listrik tenaga surya yang mendukung program “hijau” LUMA.
Masing-masing panel itu unik, bahkan memiliki nomor seri sendiri. Sehingga, bila suatu saat ada kepingan blok yang rusak, LUMA memiliki suku cadang yang persis sama untuk menggantinya.
Dari informasi yang kudapat secara ekslusif itu, aku telah melihat sebuah rangkaian karya perfeksionis dari sisi yang berbeda. Ini memang proyek ambisius seorang miliarder Swiss, Maja Hoffmann.
Selain panel metalik, ada juga dinding mirip relief candi di Indonesia. Bedanya, relief ini tidak mengandung cerita, karena terbentuk secara alami dari garam-garam yang dikeraskan. Ya, benar-benar garam dari laut!
Luar biasanya laut, ia adalah bagian terbesar dari bumi ini yang baru sedikit kita manfaatkan.
Maja membuktikan, bahwa mineral laut yang selama ini hanya kita jadikan bumbu dapur ternyata juga dapat dipakai untuk membangun gedung. Bahkan dinding di kamar mandinya juga terbuat dari limbah plastik dan ganggang laut!
Kupikir, semua ini adalah hasil dari sebuah pemahaman yang tinggi terhadap sains sekaligus seni.
Menara LUMA Arles yang Ikonik
Gedung LUMA Arles berisi berbagai ruang eksposisi, seminar, hall pernikahan, dan aneka kebutuhan pertemuan massal lainnya. Bahasa sederhananya, inilah Gedung Serba Guna untuk warga Arles secara khusus, dan warga dunia secara umum.
Saat aku tiba di acara pra-peluncuran, ruang-ruangnya memang tampak belum siap seratus persen menerima tamu. Namun, sudah terpajang puluhan patung lilin skala 1:1 sebagai penghias. Ada manusia dari lilin, kursi dari lilin, dan sebagainya.
Tidak seperti koleksi museum-museum Madame Tussaud (yang berpusat di London), lilin-lilin di sini memang untuk “dihabiskan”. Maka sumbu apinya pun dinyalakan! Tentunya, patung-patung realis itu akan semakin tergerus. Barangkali itu yang menyebabkan pamerannya menjadi unik, karena setiap hari akan ada perubahan dari objek yang dipamerkan.
LUMA Arles bukan hanya mengurus seni, ada juga ruang laboratorium sains untuk memfasilitasi inovasi-inovasi baru. Seimbang! Otak kanan (seni) difasilitasi, otak kiri (sains) juga diberi ruang. Bahkan jiwa kekanak-kanakan kita pun diperhatikan.
Bayangkan, kamu sedang berada di lantai tiga dan mau turun. Mau menggunakan tangga? Itu sudah kuno. Memanfaatkan lift? Terlalu konvensional. Bagaimana kalau perosotan saja dengan toboggan (kereta luncur)? Seperti di kantor Google Amerika, ini cara turun yang mengasyikkan! Eh, setidaknya, teorinya begitu. Dalam praktiknya, aku sendiri tidak berani menggunakan perosotan itu, hehehe…
Yang jelas, tur LUMA Arles minggu lalu sungguh memperkaya jiwaku. Bangga sekali. Aku tidak menyangka, tempat berkelas dunia seperti ini dibangun di kota yang hampir 17 tahun kutinggali.
Prediksiku, LUMA Arles akan segera menjadi menjadi ikon Kota Arles dan tenar di komunitas seni dan sains global. Sebagaimana kata Ibu Maja dalam sebuah wawancara, “La Tour LUMA akan menjadi tempat multikultur untuk menyambut para seniman dan kreator masa depan.”
LUMA Arles dan Selintas Harapan
Tertarik mengunjungi kawasan penuh kreativitas ini? Catat, ya…
- Alamat: Parc des Ateliers, 35 Avenue Victor Hugo, 13200 Arles, Prancis (Google Maps)
- Telepon: +33 490 477 617
- Email: info@luma-arles.org
- Jam buka: 10.00-19.30 setiap hari
Aku sempat berpikir, Indonesia memiliki banyak miliarder. Seandainya mereka berlomba memilih salah satu kawasan di Indonesia untuk digarap serius seperti LUMA Arles ini, pasti pembangunan di negara kita akan merata. Lapangan pekerjaan pun tercipta. Selain itu, daerah yang terlibat pasti juga untung karena kekhasannya dipromosikan kepada dunia.
Semoga tulisan ini memberi ide pada mereka.
Referensi
- “LUMA Arles”. Situs web resmi LUMA Arles, diakses 25 Juni 2021.
- Raya, Aurélie. “Maja Hoffmann: Métamorphose Arles”, Mingguan Paris Match edisi 17-23 Juni 2021, diakses 24 Juni 2021.
- “LUMA Foundation”. en.Wikipedia.org, diakses 25 Juni 2021.