Terhitung sejak 17 Maret 2020, warga Prancis menjalani karantina. Kunikmati dua hari pertama tanpa kontak dengan sesama. Rasanya begitu berbeda. Kerja tidak tergesa-gesa. Tak seorang pun berlalu-lalang di dalam rumah. Atau menginterupsiku dengan pertanyaan tiba-tiba.
Seluruh sore yang biasanya penuh tuntutan, seperti lima tahun belakangan yang kujalankan sebagai kewajiban, dua hari ini kulalui tanpa beban. Ringan dan sungguh menyenangkan!
Bersama harum semesta, pada musim yang mengundang kerinduan berkisah, kupu dan kumbang mengajariku cara bercinta.
Aku ingin menikmati kemewahan yang tidak biasa. Belajar menghargai waktu yang tersedia. Setumpuk buku yang sudah berdebu, kuseka, lalu salah satunya kubuka, dan terbenamlah aku di sana. Tetapi apa mau dikata, nafsu membaca berseberangan dengan terang mata. Hingga beberapa halaman, aku pun menyerah.
Ironisnya, aku menemukan kebebasan seutuhnya, ketika terpenjara dalam pertarungan bernama karantina.
Bagaimanapun cara kalian melewati prahara, beradaptasilah! Seumur hidup kita, inilah kali pertama kita dituntut lebih bersolidaritas, demi masa depan dunia.
Solidaritas dengan alam, no 1